MBG Pulau Tidung “Mangkrak”, Pengelolaan jangan Dimonopoli

Kondisi fisik MBG Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan, doc. 3/10/25.

Pulau Seribu, Ontimenusantara.com-Program presiden Prabowo-Gybran Makan Bergizi Gratis atau MBG salah satu program prioritas untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan pendidikan agar memiliki daya saing.

Namun MBG ini menjadi sorotan banyak pihak, hal ini tak lepas banyaknya penerima manfaat yang keracunan, yang diduga kuat kurangnya pengawasan yang ketat maupun kelalaian dari pengelola MBG tersebut.

Dari kejadian itu, ada pro-kontra soal MBG, dilanjutkan atau dihentikan sementara waktu, hal inilah yang menjadi “ketidakpastian” dan siap yang betul-betul bertanggungjawab atas keracunan yang menimpa penerima manfaat, ini menjadi catatan penting buat semua pihak.

Terlepas dari itu semuanya, MBG di Pulau Seribu hingga saat ini belum berjalan, padahal di seberang istana.

Dari berbagai sumber serta pantauan media, bahwa pembangunan dapur MBG sempat “Mangkrak”dan sekarang dalam tahap pembangunan lanjutan.

Sementara ini salah seorang tokoh muda, Imam Cahyadi saat dikonfirmasi, mengatakan,

“Penerima manfaat program MBG di Kepulauan Seribu Selatan, Pulau Lancang, Tidung, Pari, anak didik yang berjumlah sekitar 2000 penerima manfaat ini sangat dirugikan. Yang seharusnya uang jajan bisa disimpan atau ditabung, uang tersebut sebagai ganti MBG tersebut.

“Ini pemerintah harus tegas tentang batas waktu kapan MBG mulai berlangsung, sementara ini pembangunannya saja belum selesai. Selaian itu harapan kami bahwa untuk pengelolaan MBG jangan dimonopoli oleh satu kelompok tapi harus ada pemerataan secara ekonomi. Jangan sampai di pulau tidung dikelola oleh orang diluar Pulau, “tegasnya.

Sementara ini, Dendi Pengawas MBG Kordinator wilayah atau Korwil Kepulauan Seribu, terkait lambatnya MBG di Pulau Seribu, menuturkan,

“Kalau ada keterlambatan saya juga belum tau pak apakah ini bisa dikatakan terlambat, akan tetapi setalah saya menjabat sebagai korwil saya sudah bertemu dengan pak Ma’mun selaku mitra BGN di Pulau Tidung dan kami sepakat untuk melakukan percepatan hingga pada akhirnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Pulau Tidung dapat opersional di bulan november. Untuk saat ini sudah 4 yang operasi,”ujarnya belum lama ini.

Lebih detail, Dendi menyatakan data operasional MBG, 1. Pulau Panggang (stop ops sementara karna sedang dalam renovasi), 2. ⁠Pulau Kelapa , 3. ⁠Pulau Harapan, 4. ⁠Pulau Untung Jawa
Sppg sedang dalam pembangunan
1. Pulau lancang, 2. ⁠Pulau Tidung dan Pulau Pari, untuk Pulau Sabira masih dalam pendaftaran,”imbuhnya.

Untuk jumlah penerima manfaat, Dendi juga menyebutkan, Data pasti nya belum ada karna belum dilakukan pendataan secara langsung ke sekolah dan puskesmas. Itu tugas Kepala SPPG di wilayah kerja masing masing. Kalau sudah turun surat keputusan penempatan kerja Kepala SPPG langsung melakukan pendataan, begtu mekanisme,”tambahnya lagi.

Terkait sanksi, jika batas waktu yang ditentukan belum juga mencapai target operasional, Dendi belum memberikan jawaban.

Imam Cahyadi menambahkan, kami harap MBG di Pulau ini harus dikelola orang Pulau sendiri, jangan sampai orang Pulau ini jadi penonton. Ini menjadi catatan biar ada pemerataan ekonomi, jangan ada monopoli soal pengelola MBG,”tegasnya kepada media via Whatsapp. (14/10/25).
(Her**).