Daerah  

Sinergitas Pemerintah Pusat dan Daerah Konektivitas dan Optimalisasi Penerbangan di Jawa Timur

Jakarta, Ontimenusantara.com-Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, Lukman F. Laisa, menerima audiensi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, di Kantor Kemenhub, Rabu (30/7). Pertemuan ini membahas penguatan konektivitas penerbangan di wilayah Jawa Timur, khususnya rencana optimalisasi operasional Bandar Udara Dhoho Kediri sebagai alternatif layanan penerbangan umroh dan pendukung bandara utama lainnya di provinsi tersebut.

Sebagai regulator, Ditjen Perhubungan Udara menyambut baik inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memaksimalkan potensi Bandar Udara Dhoho. Langkah ini dinilai strategis dalam mendistribusikan beban operasional penerbangan yang saat ini masih terpusat di Bandar Udara Juanda Surabaya.

“Bandar Udara Juanda saat ini melayani sekitar 14 juta penumpang per tahun dari kapasitas maksimal 21 juta penumpang. Setelah dilakukan evaluasi, peningkatan kapasitas Juanda hanya memungkinkan sampai 27 juta penumpang. Artinya, kita harus bersiap sejak sekarang mencari dan membangun simpul-simpul penerbangan baru untuk mengantisipasi pertumbuhan ke depan,” ujar Dirjen Lukman.

Dirjen menambahkan bahwa Bandara Dhoho didesain untuk melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777-300ER dan Airbus A380, serta memiliki fasilitas dan spesifikasi teknis yang modern dan memenuhi standar internasional. Hal ini membuka peluang besar bagi Dhoho untuk menjadi bandara alternatif keberangkatan jamaah umroh dan pusat konektivitas dalam negeri wilayah selatan Jawa Timur.

“Dari sisi infrastruktur, Bandar Udara Dhoho sangat memadai. Namun sebelum beroperasi penuh untuk penerbangan umroh, tentu perlu dipastikan seluruh aspek keselamatan _(safety)_, keamanan _(security)_, pelayanan _(services)_, dan kepatuhan terhadap regulasi _(compliance)_ terpenuhi. Itu menjadi tanggung jawab kami sebagai regulator,” tegas Lukman.

Dalam waktu dekat, Ditjen Perhubungan Udara bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan operator bandara akan melakukan pengujian dan evaluasi bertahap terhadap kesiapan operasional Bandar Udara Dhoho. Rencana kedepan bandara dhoho akan melayani penerbangan umroh yang direncanakan 3–4 kali per bulan oleh karena itu diperlukan kesiapan operasional dan fasilitas yang maksimal.

Lebih lanjut, Dirjen Lukman juga menekankan bahwa pengembangan konektivitas udara di Jawa Timur tidak hanya bergantung pada Bandar Udara Juanda dan Dhoho. Bandara-bandara lain seperti Abdul Rachman Saleh (Malang), Blimbingsari (Banyuwangi), dan Trunojoyo (Sumenep) juga perlu dioptimalkan sebagai bagian dari sistem penerbangan yang saling terintegrasi.

“Peningkatan kapasitas dan fungsi bandara di Jawa Timur harus dilihat dalam konteks sistem transportasi udara nasional. Kami akan terus melakukan pengawasan agar seluruh pengembangan dan operasional bandara tetap mengedepankan 3S dan 1C, demi menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan penumpang, dan kepatuhan terhadap standar yang berlaku,” jelasnya.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berkomitmen mendukung setiap upaya daerah dalam memperluas aksesibilitas penerbangan, selama tetap berada dalam koridor regulasi yang ketat. Langkah ini menjadi bagian dari agenda nasional untuk pemerataan pembangunan transportasi udara dan layanan publik yang lebih inklusif. (Sunar)