Ambon, ontimenusantara.com-Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Semester I Angkutan Udara Perintis Korwil Langgur Tahun Anggaran 2025 di Ambon, Rabu (13/8). Kegiatan ini mencatat capaian positif dalam pelaksanaan angkutan udara perintis Korwil Langgur pada semester I tahun 2025, di mana seluruh penerbangan berhasil terlaksana 100% tanpa pembatalan dengan rata-rata tingkat keterisian (occupancy rate) 93,8%. Mulai 1 Agustus 2025, layanan berlanjut dengan kontrak kedua bersama Smart Aviation hingga akhir tahun, dan hasil evaluasi menghasilkan rencana penambahan frekuensi penerbangan di tahun 2026 pada rute berkinerja baik.
Program subsidi penerbangan perintis ini merupakan salah satu upaya strategis pemerintah untuk membuka keterisolasian wilayah 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan), serta mendukung pemerataan pembangunan nasional. Penyelenggaraan program ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden yang menekankan pemerataan ekonomi, penguatan konektivitas logistik, dan percepatan pembangunan infrastruktur.
Selain memberikan dampak ekonomi, program ini juga berperan penting dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Maluku, dengan mempermudah akses menuju destinasi unggulan seperti Banda, Kisar, dan Saumlaki, yang memiliki potensi wisata bahari dan budaya berkelas dunia. Dengan membuka akses transportasi udara ke daerah 3TP, program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata di seluruh pelosok negeri.
Capt. Mark Ferdinand, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Karel Sadsuitubun sekaligus Koordinator Angkutan Udara Perintis Korwil Langgur, menjelaskan bahwa pada tahun anggaran 2025, Korwil Langgur melayani 11 rute yaitu:
1. Ambon–Kisar;
2. Ambon–Banda;
3. Langgur–Larat;
4. Ambon–Wahai;
5. Saumlaki–Larat;
6. Amahai–Siboru (Fakfak);
7. Moa–Saumlaki;
8. Kisar–Moa;
9. Banda–Amahai;
10. Kisar–Kupang; dan
11. Langgur–Timika.
Target awal pelayanan adalah 1.664 penerbangan untuk periode Januari–Desember 2025 melalui kontrak pertama dengan Smart Aviation. Namun, berdasarkan kebijakan efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, dilakukan addendum kontrak menjadi 960 penerbangan untuk periode Januari–Juli.
“Rapat evaluasi ini penting untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul di lapangan, membahas solusi yang tepat, serta memastikan pelaksanaan program perintis berjalan efektif, efisien, dan sesuai ketentuan. Sepanjang Januari–Juli 2025, realisasi angkutan udara perintis Korwil Langgur mencapai 100% dari target penerbangan tanpa pembatalan dengan rata-rata tingkat keterisian (occupancy rate) 93,8%. Beberapa rute memang belum mencapai tingkat keterisian maksimal, namun rute seperti Ambon–Banda, Ambon–Wahai, Ambon–Kisar, Kisar–Kupang, dan Langgur–Timika mencatat kinerja terbaik,” ujar Capt. Mark Ferdinand.
Kegiatan rapat koordinasi dan evaluasi ini dihadiri oleh perwakilan Direktorat Angkutan Udara, Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, seluruh pengawas penerbangan perintis UPBU dalam cakupan Korwil Langgur, Dinas Perhubungan Maluku, dan pihak operator Smart Aviation sebagai pelaksana layanan.
Ia menambahkan, mulai 1 Agustus hingga 31 Desember 2025, Korwil Langgur menjalankan kontrak kedua dengan Smart Aviation untuk melayani rute-rute yang sama dengan total 704 penerbangan, guna memastikan keberlanjutan layanan bagi masyarakat di wilayah 3TP.
Meski demikian, Capt. Mark Ferdinand juga mengungkapkan adanya tantangan pada rute Amahai–Fakfak yang realisasi penumpangnya rendah, antara lain akibat jarak bandara ke pusat kota yang jauh dan tarif transportasi darat yang tinggi. Sebagai solusi, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk pengadaan bus shuttle menuju bandara dengan tarif yang lebih ekonomis, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat.
Hasil evaluasi ini juga memunculkan rencana penambahan frekuensi penerbangan pada tahun ini di bulan-bulan tertentu yang menyesuaikan ketersediaan anggaran, sekaligus usulan penambahan frekuensi untuk tahun 2026 pada rute-rute dengan kinerja terbaik agar layanan semakin optimal.
Capt. Mark Ferdinand menutup dengan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan program ini. “Ke depan, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengelola bandara, operator penerbangan, dan mitra pendukung lainnya akan terus diperkuat agar manfaat angkutan udara perintis ini semakin dirasakan oleh masyarakat di wilayah 3TP,” pungkasnya. (Red*).